Ketika kita memutuskan untuk diet, banyak hal yang terjadi pada tubuh kita. Gak hanya adanya perubahan pada berat badan, bentuk tubuh dan massa lemak, but it's way more than that. Berubahnya pola makan, jenis makanan yang kita konsumsi dan jenis workout yang kita jalani pun berpengaruh pada terjadinya perubahan di otak kita. Seberapa signifikankah perubahan pada otak ketika kita menjalani diet? Intip yuk fakta-faktanya!
1. Mengurangi gula buatan itu bagus, terlebih dari makanan olahan
thecandidadiet.comMakanan yang tinggi kadar gula berbahaya untuk otak. Selain memperburuk regulasi insulin pada tubuh, terlalu banyak gula juga akan meningkatkan risiko peradangan dan stres. Too much sugar will ruin your brain, penelitian menunjukkan adanya gangguan fungsi otak, memperburuk gangguan mood dan depresi. Tak masalah jika gula itu berasal dari bahan makanan alami, misalnya dari buah. Namun, akan menjadi masalah bila gula itu berasal dari makanan yang sudah diolah, seperti kue, permen, minuman manis dan sejenisnya. Penelitian menunjukkan bahwa gula tambahan mengurangi produksi zat kimia pada otak yang dikenal dengan brain derived neurothropic factor (BDNF). Tanpa BDNF, otak kita tidak dapat membentuk ingatan baru dan mengurangi kemampuan untuk mengingat banyak hal. In the other words, terlalu banyak gula tambahan mengurangi BDNF, lalu kadar kimia otak yang menurun berkontribusi pada resistensi insulin lalu mengarah pada diabetes tipe 2 dan masalah kesehatan lainnya. So, it's good if you decided to cut off sugar from your life!
2. Tak hanya gula, makanan tinggi garam juga berpengaruh buruk pada otak
thisisinsider.com
We are all into salty food, right? Apalagi lidah Indonesia yang cenderung lebih suka makanan yang asin dan gurih. Namun, penelitian yang dipublikasikan di laman National Institute of Health menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan yang tinggi garam membuat berkurangnya aliran darah di otak dan gangguan kognisi pada tikus percobaan. Tikus tersebut juga bermasalah dalam fungsi kognitif, yakni mengenali objek, menavigasi labirin hingga membangun sarang. Namun, jika dikembalikan pada makanan normal, fungsi otak yang terganggu itu akan menjadi normal pula. Oleh karena itu, mengurangi makanan yang mengandung kadar garam tinggi saat diet adalah keputusan yang tepat. Terlebih, garam juga telah lama dikenal memicu tekanan darah tinggi yang kemudian akan meningkatkan risiko stroke, gagal ginjal hingga penyakit jantung
3. Makanan yang mengandung probiotik baik bagi kesehatan mental
aarp.orgSiapa yang suka rasa asam-segar dari yogurt? Ternyata, selain enak di lidah, yogurt juga bagus untuk memaksimalkan diet dan menutrisi otak, lho. Penelitian yang dipublikasikan dalam laman Hardvard Health Publishing menunjukkan bahwa makanan yang mengandung probiotik (memiliki kandungan bakteri baik) dapat mengurangi tingkat kecemasan dan stres, and it's good for mental health. Probiotik juga dapat membantu memperbaiki suasana hati dan meningkatkan fungsi kognitif di otak. Selain yogurt, makanan yang mengandung probiotik adalah kefir (minuman fermentasi dari susu kambing), kimchi, kombucha (teh hijau atau hitam yang difermentasi), acar, beberapa jenis keju (mozzarella, cottage cheese dan Gouda) hingga tempe! Bisa dipilih sesuai selera, ya!
4. Jangan lupa masukkan biji-bijian dalam menu dietmu!
earthjustice.org
Makanan diet yang tepat bisa membantu memperbaiki memori jangka pendek dan panjang. Seeds are one of those. Biji-bijian umumnya kaya akan vitamin E yang menghalau penurunan proses kognitif saat beranjak menua. Selain itu, beberapa biji-bijian mengandung asam lemak omega 3 serta kadar antioksidan yang tinggi. Selain itu, vitamin E pada biji-bijian juga melindungi sel-sel dari radikal bebas, mengurangi resiko Alzheimer dan kepikunan. You can try different kinds of seeds, mulai dari biji bunga matahari, quinoa, chia seeds, sampai sesame seeds. Oleh karena itu, jangan lupa tambahkan biji-bijian dalam menu diet harianmu, ya!
5. Kacang-kacangan juga memberi efek positif pada otak
seriouseats.comOtak bergantung pada gula darah (glukosa) sebagai bahan bakar utamanya. Jika kadar glukosa terlalu tinggi, konsumsi saja kacang-kacangan! Hal ini karena kacang-kacangan mampu menstabilkan kadar glukosa dalam tubuh. Remember, too much glucose is bad for you! Kacang-kacangan juga mengandung vitamin B yang dapat meningkatkan kinerja otak. "Vitamin B sangat berharga untuk otak dan sistem saraf, yang membantu membuat neurotransmitter yang melewati sinyal antar saraf," terang Brenda Powell, MD, dalam laman Cleveland Clinic. Memakan kacang-kacangan juga baik untuk daya ingat manusia.
6. Perhatikan dua hormon kita:
Kadang-kadang, kita makan bukan karena lapar. Tetapi karena dipengaruhi oleh hormon! Setidaknya, ada dua hormon yang bertanggung jawab atas lapar atau tidaknya kita, yakni ghrelin dan leptin. Sebagai hormon lapar, ghrelin menciptakan rasa lapar yang mendorong kita mengonsumsi glukosa. Sementara, leptin dikenal sebagai hormon kenyang, di mana perannya adalah memberi sinyal otak ketika kita sudah cukup makan dan tingkat energi dalam tubuh terpenuhi. Oleh karena itu, ketika diet, perhatikan baik-baik sinyal dari tubuh. Apakah kita merasa lapar karena memang butuh makan atau hanya sebagai bentuk kebosanan dan kejenuhan belaka. Hormon ghrelin dapat memanipulasi otak dan membuat kita menjatuhkan pilihan untuk mengonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi gula. Please beware!
7. Diet bukan berarti menyiksa diri! Sayangi tubuh dan otakmu!
onlymyhealth.com
Ketika pertama kali diet, kita mungkin akan merasa sangat ambisius sehingga sengaja melaparkan diri. Padahal, esensi diet bukan itu! Ketika kita tidak mengonsumsi energi yang cukup, kita akan mengalami gejala-gejala buruk, semisal kelelahan, kelaparan, lemah, lesu, sakit kepala dan sulit berkonsentrasi. Usahakan untuk tetap makan sesuai energi harian dan mensubstitusi dengan makanan yang lebih sehat. Karena diet merupakan rencana jangka panjang, usahakan untuk tetap konsisten pada niat awal kita. Jangan tergoda untuk makan makanan yang justru akan membuat dietmu sia-sia. Ketika kita sudah terbiasa dengan diet, otak kita akan beradaptasi dan selera makan akan berkurang dengan sendirinya. Nah, itulah yang terjadi pada otak ketika kita diet. Ingat, esensi diet adalah untuk kesehatan, bukan untuk menyengsarakan diri sendiri ya! Stay gorgeous!
Komentar
Posting Komentar